Kesehatan Mental part A

Diposting oleh Grace Natalia Heryes

Hai kembali bersama saya Grace Natalia nie, kali ini saya akan membahas tentang kesehatan mental. Tapi sebelum lebih jauh dengan pembahasan kesehatan mental mari kita lihat terlebih dahulu apa sih sehat itu, untuk lebih jelasnya mari ikuti saya lebih dalam lagi.

Menurut kamus Indonesia, sehat adalah keadaan bugar dan nyaman seluruh tubuh dan bagian-bagiannya; waras; yang mendatangkan kebaikan pada badan,; sembuh dari sakit. WHO mendefinisikan sehat sebagai keadaan sehat utuh secara fisik, mental dan social, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita sering menggunakan istilah sehat wal afiat untuk menyebut kondisi kesehatan yang prima, tetapi mari kita merujuk kepada istilah awalnya yakni “as shihhah wa al`afiyah” disana terdapat dua dimensi pengertian. Kata “sehat” merujuk pada fungsi sedangkan kata afiat merujuk pada kesesuaian dengan maksud penciptaan. Sebagai contoh, mata yang sehat adalah mata yang melihat tanpa menggunakan alat bantu sedangkan mata afiat adalah mata yang digunakan pada fungsi yang tepat bukan untuk hal-hal yang tidak baik seperti mengintip jawaban teman ketika sedang ujian. Sehat adalah kondisi yang baik yang termasuk kedalam dimensi emosi, fisik, intelektual atau berpikir, social, dan spiritual. Menurut Kleinginna (Kleinginna dalam Morgan dkk, 1986), menyatakan emosi seharusnya:
a. Mengatakan sesuatu tentang apa yang kita rasakan ketika kita sedang emosional.
b. Menyebut secara psikologis atau secara fisiologis dasar dari perasaan emosional.
c. Emosi berpengaruh dalam persepsi, pikiran dan perilaku.
d. Menjelaskan dorongan, atau motivasional, perlengkapan dari emosi-emosi tertentu seperti takut dan marah.
e. Menunjuk kecara bagaimana emosi diekspresikan dalam bahasa, ekspresi wajah dan gesture (bahasa tubuh).
Jadi keadaan emosi yang sehat adalah dapat mengontrol/mengendalikan emosi yang tepat pada tempat dan waktu yang sesuai. Keadaan fisik yang sehat adalah keadaan fisik yang segar bugar, tidak terlihat loyo. Intelektual yang sehat adalah berpikir yang sesuai kaidahnya seperti berpikir positif. Sosial yang sehat adalah yang menjaga hubungan dengn sesama dengan baik, menjaga perilaku kita contohnya tidak menggunakan obat-obatan terlarang maupun free sex. Serta rohani atau spiritual yang sehat adalah memiliki hubungan yang baik terhadap TUHAN maupun sesamanya.

Setelah mengetahui apa arti dan dimensinya sehat, mari kita masuk lebih dalam tentang sejarah kesehatan mental. Secara umum secara histories kajian kesehatan mental terbagi dalam dua periode yaitu periode pra-ilmiah dan periode ilmiah.
1. Periode pra-ilmiah
Sejak zaman dahulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitive animismsme yakni adanya kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa. Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan korban.
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan yaitu dengan pendekatan naturalisme, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik terjadi karena alam dan menolak pengaruh gaib ataupun setan.
Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan naturalisme tidak dipakai lagi dalam kalangan-kalangan orang Kristen. Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826 ) menggunakan filsafat politik dan social untuk memecahkan problem penyakit mental.
2. Periode Ilmiah
Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme dan tradisioanal ke sikap dan cara yang rasional, terjadi pada saat berkembanganya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat yaitu pada tahun 1783 yang pada saat itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Penisylvania.
Perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri memberi pengaruh lahirnya mental hygiene yang berkembang menjadi suatu body of knowledge berikut gerakan-gerakan yang terorganisir. Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, dalam hal ini terutama dua tokoh yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang yang miskin dan lemah.
Pada tahun 1990, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama decade 1990-1909 beberapa oraganisasi kesehatan mental telah didirikan seperti American Social Hygiene Association (ASHA) dan America Federation for Sex Hygiene. Perkembangan gerakan-gerakan dibidang kesehatan mental tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Secara hukum, gerakan kesehatan mental mendapat pengukuhan pada tanggal 3 Juli 1946 yaitu ketika Presiden Amerika Serikat menandatangani “The National Mental Helath Act”. Dokumen ini merupakan blueprint yang komprehensif yang berisi program-program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh masyarakat.
Pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental terus bertambah yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health yang bekerja sama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu National Committee for Mental Hygiene, National Mental Health Foundation dan Psychiatric Foundation. Gerakan kesehatan mental ini terus berkembang sehingga pada tahun 1075 di Amerika Serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Dibelahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui World Federation for Mental Health dan World Health Organization.

Daftar Pustaka :
1. Rochman, Kholil Lur.2010.Kesehatan Mental.Yogyakarta:Fajar Media Press
2. Siswanto.2007.Kesehatan Mental.Yogyakarta:Penerbit Andi
3. Tim Reality.2008.Kamus Terbaru Bahasa Indonesia.Surabaya:Reality Publisher

0 komentar:

Posting Komentar