Tugas 2 Arsitektur Komputer dan Struktur Kognisi

Diposting oleh Grace Natalia Heryes

Pengertian Arsitektur Komputer
Dalam bidang teknik komputer, arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing–masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori (cache, RAM, ROM, cakram keras, dll). Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC, blue Gene, dll.
Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai desain komputer yang meliputi set instruksi, komponen hardware, dan organisasi atau susunan sistemnya. Ada dua bagian yang pokok untuk arsitektur komputer yaitu instruction set architecture (ISA)/ arsitektur set instruksi dan hardware system architecture (HSA)/ arsitektur sistem hardware. ISA meliputi spesifikasi yang menentukkan bagaimana programmer bahasa mesin akan berinteraksi dengan komputer, sedangkan HSA berkaitan dengan subsistem hardware utama komputer yang meliputi CPU, sistem penyimpanan dan input-output.

Pengertian Struktur Kognisi
Struktur merupakan cara sesuatu disusun atau dibangun, yang disusun dengan pola tertentu, sedangkan menurut Neiser kognisi mengacu pada proses di mana input sensorik diubah, dikurangi, dimaknai, disimpan, diambil kembali dan digunakan.
Menurut Piaget (1896-1980) struktur kognitif merupakan mental framework yang dibangun seseorang dengan mengambil informasi dari lingkungan dan menginterpretasikannya, mereorganisasikannya serta mentransformasikannya. Terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi struktur kognitif, antara lain yaitu: a. Berdasarkan kedewasaan dan perkembangan individu. b. Sifat belajar yang lebih bermakna dari pengalaman yang terintegras. c. Ketepatan dalam mentransformasi informasi stimulus dan pengalaman melalui fungsi kognisinya. Pandangan Piaget yang memandang manusia memiliki suatu struktur kognitif dalam dirinya dibahas dalam aliran konstruktivisme. Menurut aliran ini, suatu struktur kognitif dapat berubah melalui suatu bentuk pengadaptasian. Dalam konteks informasi, pandangan kognitif menekankan pada pengembangan model pemrosesan informasi dalam kerja otak dan kesadaran manusia. Kognitif sains melihat alam berfikir manusia sesuatu yang kompleks yang melakukan perilaku, yaitu : a. menerima (receives), b. menyimpan (stores), c. menarik (retrieves), d. mentransformasi (transforms), e. mentransmisi (transmits), dan f. informasi.
Kaitan Antara Arsitektur Komputer dengan Struktur Kognisi
Pada awalnya para psikolog kognitif meminjam istilah metafora komputer untuk mendeskripsikan mengenai perspektif kognitif. Menurut model James dan Norman, yang didasarkan pada rangkaian peristiwa dimana sebuah stimulus memasuki indera kemudian didektesi melalui sistem sensorik, setelah itu disimpan dan diubah dalam bentuk memori di dalam otak dan kita selalu berinteraksi dengan memori tersebut. Dalam hal ini juga, kita melihat dari aspek kognitif yang terkait dengan penggunaan sistem komputer yaitu bagaimana manusia memendang dunia sekitar; bagaimana manusia menyimpan, mengelolah dan memecahkan masalah; dan bagaimana manusia secara fisik memanupulasi obyek tersebut.
Terdapat tiga sistem pemrosesan informasi pada manusia yaitu melalui saluran input-output (saluran visual, saluran pendengaran, saluran peraba, dan pergerakan), informasi yang disimpan dalam memori (memori sensorik, memori jangka pendek dan memori jangka panjang) dan informasi yang diproses dan diaplikasi (penalaran, pemecahan masalah, skill acquisition dan kesalahan). Begitu pula dengan arsitektur komputer yang memiliki tiga sistem pemrosesan informasi yaitu input (text entry : keyboard, speech, handwriting; pointing : mouse) dan output (CRT, LCD, printer);  memori (memori jangka pendek : RAM dan memori jangka panjang : hard disk); dan proses (efek dari sistem yang berjalan cepat dan lambat, keterbatasan kecepatan pemrosesan, jaringan dan pengaruh terhadap kinerja sistem).

Kelebihan dan Kelemahan Arsitektur Komputer Dibandingkan Struktur Kognisi Manusia
Kelebihan dan kekurangan dari arsitektur komputer, yaitu :
Kelebihan:
1. Memiliki processor yang berjumlah lebih dari satu
2. Bisa digunakan oleh banyak pengguna (multi user)
3. Dapat membuka beberapa aplikasi dalam waktu bersamaan
4. Menggunakan teknologi time sharring
5. Kecepatan kerja processornya hingga 1GOPS (Giga Operations Per Second)
Kekurangan:
1. Karena ukurannya yang besar, maka diperlukan ruangan yang besar untuk menyimpannya
2. Harganya sangat mahal
3. Interface dengan pengguna masih menggunakan teks
4. Kerjanya sangat lama
5. Membutuhkan daya listrik yang sangat besar
Kelebihan dan kekurangan dari struktur kognisi, yaitu :
Kelebihan :
1. Struktur kognisi lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas
2. Banyak memberi motivasi agar terjadi proses belajar
3. Mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal
Kekurangan :
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama
2. Terkadang sulit mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari, karena tergantung individu masing-masing dalam mengoptimalkan cara berpikir mereka.

Kasus
Dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang masih mengenyam pendidikan, untuk menuju kenaikan kelas atau level akan di adakan suatu ujian. Sebelum ujian itu berlangsung setiap individu akan belajar, dimulai dengan mencari materi yang akan diujikan; kemudian membaca, menghapal dan mengingat materi yang telah diajarkan oleh guru/dosen setelah itu keesokan harinya individu tersebut mengikuti ujian dan menuangkan semua materi atau bahan yang telah dipelajarinya pada ujian tersebut.
Analisi Kasus
Pada contoh kasus di atas, dapat dilihat bahwa terjadi pemrosesan informasi pada manusia yaitu melalui saluran input-output (saluran visual, saluran pendengaran, saluran peraba, dan pergerakan) dalam contoh di atas yaitu membaca materi; informasi yang disimpan dalam memori (memori sensorik, memori jangka pendek dan memori jangka panjang) dalam contoh di atas yaitu menghapal materi yang akan diujikan dan informasi yang diproses dan diaplikasi (penalaran, pemecahan masalah, skill acquisition dan kesalahan) dalam contoh di atas yaitu mengingat kembali materi yang telah dihapalkan dan menuangkannya pada ujiannya. Hal ini sama juga seperti arsitektur komputer dimana memiliki tiga sistem pemrosesan informasi yaitu input (text entry : keyboard, speech, handwriting; pointing : mouse) dan output (CRT, LCD, printer);  memori (memori jangka pendek : RAM dan memori jangka panjang : hard disk); dan proses (efek dari sistem yang berjalan cepat dan lambat, keterbatasan kecepatan pemrosesan, jaringan dan pengaruh terhadap kinerja sistem).


Daftar Pustaka :

Dyta, F. (2012). Analisis perbedaan struktur kognisi manusia dan arsitektur komputer.http://fadlandyta.wordpress.com/2012/03/30/analisa-perbedaan-struktur-kognisi-manusia-dan-arsitektur-komputer/. Diakses tanggal 07 Oktober 2013.
H.S, D. Suryadi. (1994). Pengantar Arsitektur Komputer. Depok: Universitas Gunadarma.
R, Dewi Agushinta. (2007). Interaksi Manusia dan Komputer. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Solso, R. (2008). Cognitive Psychology. Oklahoma: Pearson Eduction, Inc.
Wikipedia. (2013). Arsitektur Komputer. http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_komputer. Diakses tanggal 24 Oktober 2013.




Tugas 1 Sistem Informasi Psikologi

Diposting oleh Grace Natalia Heryes

Pengertian Informasi
Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (tahun 1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”. Para Yunani kuno kata untuk  form adalah μορφή (morphe; cf. morph) dan juga εἶδος (eidos) "ide, bentuk, set", kata yang terakhir ini biasa digunakan dalam pengertian teknis filosofis oleh Plato (dan kemudian Aristoteles) untuk menunjukkan identitas yang ideal atau esensi dari sesuatu (lihat Teori bentuk). "Eidos" juga dapat dikaitkan dengan pikiranproposisi atau bahkan konsep.
Selain itu, informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Dalam beberapa hal, pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa tertentu atau situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi, pengumpulan intelejen, ataupun didapatkan dari berita juga dinamakan informasi. Informasi yang berupa koleksi data dan fakta seringkali dinamakan informasi statistik. Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses, atau ditransmisikan. Penelitian ini memfokuskan pada definisi informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi dan alirannya. Hal ini senada, dimana pengertian informasi sendiri adalah sesuatu data atau pesan yang telah diolah melalui berbagai media yang dimana tujuannya adalah untuk disampaikan kepada penerima dan pastinya ada sebuah manfaat dari penerimaan data tersebut.
Menurut Notoatmodjo (2008) bahwa semakin banyak informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Cara sebuah informasi dapat berinteraksi dengan sistem
Sebuah informasi dapat berinteraksi dengan sistem melalui sistem pengolahan data. Pengolahan data adalah manipulasi atau transformasi simbol-simbol seperti angka dan abjad untuk tujuan meningkatkan kegunaannya. Tujuan dari pengolahan data adalah pengumpulan data yang menggambarkan aktivitas, pengubah data menjadi bentuk yang dapat digunakan, penyimpanan data sampai data tersebut diperlukan dan pembuatan dokumen. Dengan kata lain, sebuah informasi dapat berinteraksi dengan sistem melalui data dikumpulkan setelah itu diolah menjadi sebuah informasi yang berguna kemudian informasi tersebut disimpan.


 
Kasus
Seorang akutan membuat laporan laba rugi untuk perusahaannya, laporan tersebut menghasilkan sebuah informasi mengenai keuangan perusahaan dalam bentuk laba dan rugi, sementara angka-angka dalam laporan tersebut adalah sebuah data yang jika diolah akan menjadikan sebuah makna.
Analisis Kasus
Dari contoh kasus di atas, maka dapat disimpulkan untuk menjadi sebuah informasi yang berguna setiap data harus diolah terlebih dahulu dengan menggunakan pengolahan data yang berupa sistem. Kemudian setelah data tersebut diolah dan telah berubah menjadi sebuah informasi maka informasi tersebut akan berguna bagi individu yang bersangkutan (laporan laba rugi yang sudah dalam bentuk informasi akan berguna bagi perusahaan X).

Pengertian Sistem Informasi Psikologi
Sistem Informasi (SI) adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Alter berpendapat untuk sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem kerja. Sistem kerja adalah suatu sistem di mana manusia dan/atau mesin melakukan pekerjaan dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu dan/atau jasa bagi pelanggan. Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan menampilkan) informasi.
Sementara menurut Robert A. Leitch, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Disisi lain, psikologi menurut Plotnik (2005) dan Rahnus (2007) adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dan proses mental, seperti sikap, pikiran dan proses mental yang berada dibalik perilaku.
Jadi menurut penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem Informasi Psikologi adalah gabungan dari suatu sistem terutama sistem kerja yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam mempelajari tentang perilaku manusia dan proses mental.

Kasus
Bentuk  penggunaan sistem informasi psikologi adalah sistem untuk menginput daftar hadir karyawan di perusahaan, menggunkan sistem ini kita dapat melihat semangat dan motivsi kerja seorang karyawan yang dapat dilihat dari seberapa sering karyawan tersebut tidak hadir dan seberapa sering dia dating telat. Selain itu dalam psikologi dikenal juga tes psikologi. Salah satu tes psikologi dalam mengukur intelegensi adalah IST (Intelligence Strucuture Test), dimana dalam mengolah data dalam pengukuran intelegensi seseorang dibutuhkan suatu sistem informasi atau aplikasi khusus untuk mempermudah dalam mengolah data tersebut menjadi sebuah informasi yang penting.  Contoh lain adalah aplikasi yang digunakan untuk mambaca sidik jari, dari sidik jari tersebut kita bisa membaca karakter seseorang, minat dan bakatnya.
Analisis Kasus
Berdasarkan contoh kasus di atas, maka dapat dilihat bahwa sebuah sistem informasi dapat mempermudah dalam pengolahan data termasuk dalam dunia psikologi. Hal ini sesuai dengan pengertian sistem informasi yaitu gabungan yang terorganisasi dari manusia (manusia/tester yang menginput data), perangkat lunak (aplikasi yang digunakan), perangkat keras (komputer/hardware), jaringan komunikasi dan sumber data (daftar kehadiran karyawan/data intelegensi seseorang) dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi


Daftar Pustaka :
H.S, D. Suryadi. (1993). Pengantar Sistem Informasi. Depok: Universitas Gunadarma.
H.S, D. Suryadi. (1994). Sistem Informasi Manajemen. Depok: Universitas Gunadarma.
Prabowo, H. (1996). Psikologi Umum I. Jakarta : Univeritas Gunadarma.
Wikipedia. (2013). Informasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi. Diakses tanggal 24 Oktober 2013.
Wikipedia. (2013). Sistem Informasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi. Diakses tanggal 24 Oktober 2013.


PSIKOTERAPI

Diposting oleh Grace Natalia Heryes


PSIKOTERAPI
A.   Pengertian Psikoterapi
      Secara etimologis psikoterapi memiliki arti yang sederhana yang terdiri dari “psyche” yang artinya jelas yaitu mind yang secara sederhana artinya jiwa dan “therapy” dari Bahasa Yunani yang berarti merawat atau mengasuh, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan.
      Menurut Corsini, psikoterapi adalah proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari satu orang tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan pada salah satu dari kedua pihak karena ketidakmampuan atau malafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut: fungsi kognitif (kelainan pada fungsi berpikir), fungsi afektif (kehidupan emosi yang tidak menyenangkan), atau fungsi perilaku (ketidaktepatan perilaku); dengan terapis yang memiliki teori tentang asal usul kepribadian, perkembangan, mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode perawatan yang mempunyai dasar teori dan profesinya diakui resmi untuk bertindak sebagai terapis.
      Menurut Corey psikoterapi perlu mempertimbangkan tiga karakteristik dari sebuah terapi yang meliputi:
              
  1. Proses, yang melibatkan interaksi dua pihak formal, professional, legal, dan etis
  2. Tujuan terapi, yakni perubahan kondisi psikologis individu menjadi pribadi yang positif
  3. Tindakan terapi, yang berdasarkan ilmu (teori), teknik, dan kemampuan yang formal.

B.    Tujuan Psikoterapi
Dibawah ini beberapa tujuan psikoterapi menurut Corey dengan beberapa pendekatan :
1.     Psikoanalis
Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
2.    Pendekatan terpusat pada pribadi
Untuk memberikan suasana aman, bebas agar klien mengeksplorasi diri dengan enak sehingga ia bisa mengenali hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bias mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya terolak atau terhambat. Untuk memungkinkannya berkembang kearah keterbukaan, memperkuat kepercayaan diri, kemauan melakukan sesuatu, meningkatkan spontanitas dan kesegaran dalam hidupnya.
3.    Terapi eksistensialistik
Untuk membantu seseorang mengetahui bahwa ia punya kebebasan dan menyadari akan kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki. Untuk merangsang mereka mengenali bahwa mereka bertanggung jawab terhadap kejadian-kejadian yang mereka piker terjadi pada mereka sebelumnya dan untuk mengidentifikasikan factor-faktor yang menghambat kebebasan.
4.    Terapi perilaku
Untuk menghilangkan perilaku maladaptive dan lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif. Memusatkan pada factor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan mencari apa yang dapat dilakukan terhadap perilaku yang menjadi masalah. Klien berperan aktif dalam menyusun tujuan terapi dan menilai bagaimana tujuan-tujuan ini bias tercapai.
5.    Kognitif-behavioristik dan rasional-emotif
Menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yag menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara lebih rasional dan toleran. Untuk membantu pasien mempergunakan metode yang lebih ilmiah untuk memecahkan masalah emosi dan perilaku dalam kehidupan selanjutnya.
6.    Terapi gestalt
Membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. Untuk merangsang menerima tanggung jawabdari dorongan yang ada didunia didalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari luar.
7.    Terapi realitas
Untuk membantu seseorang untuk lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa yang sedang dilakukan dan memeriksa seberapa jauh tindakannya berhasil.

C.    Unsur Psikoterapi
1.     Peran sosial (martabat)
2.    Hubungan psikoterapeutik
Seorang terapis mendengarkan dengan penuh perhatian. Kemudian terapis menyampaikan pemahamannya terhadap klien atau bertindak untuk menghilangkan penderitaan klien pada saat yang tepat.
3.    Psikoterapi sebagai kesempatan untuk belajar kembali
Menurut Korchin kepercayaan terhadap tindakan terapis sangat dibutuhkan agar menghasilkan kondisi-kondisi untuk belajar kembali. Seorang klien memberi kepercayaan bersama dengan ketidakpuasan dan keinginan untuk berubah.
4.    Motivasi, kepercayaan dan harapan
Kepercayaan merupakan hal yang penting dalam psikoterapi. Klien mengetahui bahwa dirinya dapat mepercayai otoritas terapis. Dan dirinya akan diperlakukan dengan penuh hormat, oleh karena itu klien dapat mengungkapkan pikirannya secara terbuka tanpa adanya penolakan. Sedangkan harapan dan ketakutan dapat sesekali menyelimuti klien ketika hendak melakukan psikoterapi.
5.    Hak
6.    Retrospeksi
7.    Reduksi
8.    Rehabilitasi

D.   Perbedaan antara psikoterapi dengan konseling
Salah satu ahli yang berupaya membedakan antara konseling dengan psikoterapi adalah Raymond J Corsini hanya dari kuantitas kegiatannya bukan pada kualitas pekerjaanya.
Proses
Konseling (%)
Psikoterapi (%)
Mendengar
20
60
Bertanya
15
10
Mengevaluasi
5
5
Interpretasi
1
3
Men-support
5
10
Menjelaskan
15
5
Informasi
20
3
Menasehati
10
3
Mengatur
9
1



Sedangkan menurut pendapat para ahli itu bisa diringkas dalam table Supriyadi menyebutkan bahwa konseling dan psikoterapi dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu berdasarkan (1) tujuan, (2) klien, konselor dan penyelenggaranya dan (3) metode.

KONSELING
PSIKOTERAPI
Tujuan
Membantu klien menghadapi tugas tugas perkembangan
Upaya pencegahan agar penyimpanngan yang terjadi tidak merusak dirinya
Bersangkut paut dengan pendidikan, pekerjaan atau karir
(Hahn & Mac Lean)
Penyembuhan



Masalah kepribdaian dan pengambilan keputusan
Usaha mengatasi klien dengan gangguan kecemasan biasa (normal anxiety) (Mowrer 1953)
Mengatasi neurotic anxiety
Bantuan kepada klien agar menumbuhkan identitas (Tyler:1961)
Melakukan perubahan pada struktur dasar kepribadian
Berhubungan dengan perilaku yang berkaitan dengan perannya
Berhubungan dengan konflik internal klien
Suportive dan re-education (Wolberg)
Merekonstruksi kepribadian seseorang (reconstructive)
Terkait dengan hal hal yang mempengaruhi perkembangan seseorang dan membawa seseorang pada situasi adekuat sesuai dengan perannya (Steffle & Grant 1972)
Usaha untuk mengubah struktur kepribadian
Developmental, educative, preventive (Blocher: 1966)
Remiditive, adjustive, therapeutic
Klien, Konselor dan Penyelenggara
Menghadapi klien yang normal (Paterson 1973) Pallone (1977)
Klien tidak digolongkan sebagai orang yang berpenyakit jiwa, tetapi orang yang bisa membuat keputusan sendiri dan bertanggungjawab atas keputusannya.
Memusatkan perubahan tingkah laku tidak hanya pengertian
Menghadapi pasien neurosis atau psikosis
Metode
Diawali dengan rapport
Diawali dengan rapport
Berhubungan dengan kesadaran
Berhubungan dengan kesembuhan
Lingkungan pendidikan dan non medis
Lingkungan medis
Berhubungan dengan kesadaran
Berhubungan dengan ketidak sadaran
Metode pendidikan
Metode pendidikan

E.    Pendekatan mental illness
1.Terapi Psikoanalitik
 Figur utama: Sigmund Freud, Figur-figur lain: Jung, Adler, Sullivan, Rank, Fromm, Horney, Erikson.
Pendekatan Freud psikoterapi harus dibicarakan ketika datang untuk mengobati kesehatan mental. Dia adalah orang pertama yang menemukan bahwa pasien membaik jika mereka berbicara dengan seorang terapis. Freud juga yang pertama kali mengembangkan teknik yang unik berbicara dalam psikoterapi dan teknik ini dikenal sebagai asosiasi bebas. Dengan menggunakan teknik asosiasi bebas selama sesi psikoterapi, Freud dapat memulihkan kenangan lama terlupakan ditawan dalam pasien dan Freud percaya bahwa banyak dari kenangan ini adalah akibat dari gejala psikiatri yang dialami oleh pasien.
Pendekatan Freud psikoterapi menunjukkan bahwa seorang pasien dapat ditolong jika terapis mendengarkan dan ikut terlibat dalam apa yang dikatakan pasien. Ini benar-benar berlawanan dengan seorang terapis yang mendengarkan pasien dan menghabiskan sesi mencatat. Saat ini banyak penelitian telah menunjukkan bahwa jika terapis yang aktif, empatik dan melibatkan diri selama sesi psikoterapi, hal ini sangat bermanfaat bagi pasien kesehatan mental dan pemulihan kemungkinan lebih tinggi.
Pendekatan Freud psikoterapi membuka pintu dan banyak terapis percaya dalam cara merawat pasien. Meskipun psikoterapi telah berevolusi dan berubah sejak Freud waktu, ada beberapa dasar terapis yang masih percaya dalam menggunakan pendekatan Freud karena membantu pasien mereka memenuhi tujuan mereka.
 2. Terapi Eksistensial Huamnistik
 Figur-figur utama: May, Maslow, Frankl, Jourard. ‘Kekuatan ketiga ‘ dalam psikologi ini dikembangkan sebagai reaksi melawan psikoanalisis dan behaviorisme yang dianggap tidak berlaku adil dalam mempelajari manusia.
 3. Terapi Client-Centered
 Pendiri: Carl Rogers. Semula adalah pendekatan nondirektif yang dikembangkan pada tahun 1940-an sebagai reaksi melawan pendekatan psikoanalitik. Berlandaskan pada pandangan subjektif atas pengalaman manusia, terapi clien-entered menaruh kepercayaan dan meminta tanggung jawab yang lain besar kepada klien dalam menangani berbagai permasalahan.
 4. Terapi Gestalt
 Pendiri: Fritz Perls. Sebagian besar merupakan terapi eksperimental yang menekankan kesadaran dan intergarsi, yang muncul sebagai reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegarsikan fungsi jiwa dan badan.
 5. Terapi Tarnsaksional
Pendiri: Eric Berne. Suatu model terapi kontemporer yang cndrung kea rah aspek-aspek kognitif dan behavioral, dan dirancang untuk membantu orang-orang dalam mengevaluasi putusan-putusan yang telah dibuatnya menurut kelayakan sekarang.
 6. Terapi Tingkah Laku
 Tokoh-tokoh utama: Wolpe, Eysenck, Lazarus, Salter. Suatu model terapi yang merupakan penerapan prinsip-prinsip belajar pada penyelesaian gangguan-gangguan tingkah laku yang spesifik. Hasil-hasilnya merupakan bahan bagi eksperimentasi lebih lanjut. Terapi tingkah laku secara sinambung berada dalam proses penyempurnaan.
 7. Terapi Rasional-Emotif
 Pendiri: Albert Ellis. Suatu model terapi yang sangat menekankn peranan pemikiran dan sistem –sistem kepercayaan sebagai akar masalah-masalah pribadi.
 8. Terapi Realitas
 Pendiri: William Glasser. Suatu model terapi yang dikembangkan sebagai reaksi melawan terapi konvensional. Terapi realitas adalah terapi jangka pendek yang focus pada saat sekarang, menekankan kekuatan pribadi, dan pada dasarnya merupakan jalan di mana para klien bias belajar mencapai keberhasilan.

F.    Bentuk utama terapi
1 Psikoterapi Suportif:
Tujuan:
-  Mendukung funksi-funksi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada
- Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik.
- Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
Cara atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.
 Psikoterapi Reedukatif:
Tujuan:
Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan. Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.
3. Psikoterapi Rekonstruktif:
Tujuan :
Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang. Cara atau pendekatan: Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.


Daftar Pustaka :
Corey, Gerald. (2009). Konseling dan Psikoterapi. PT Refika Aditama
Corsini, R.J. &Wedding, D. (2011). Current Psychotherapies. Edisi 9. Belmont: Brooks/Cole
Supriyadi T, Indrawati E (2005). Psikologi Konseling,  Semarang : Antari Cipta Sejati
Singgih D. Gunarsa. (2004). Konseling dan Psikoterapi .Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia.
Rita L. Atkinson, dkk. Pengantar Psikologi, Terjemahan: Widjayakusuma “Introduction to Psychology” . Batam: Interaksara.