pinter atur duit

Diposting oleh Grace Natalia Heryes


Pinter Atur Duit

Keberhasilan seseorang dalam bisnis atau bekerja juga ditentukan dari apa dia punya kecerdasan financial. Yup, sukses gak cuma soal pintar cari duit, tapi juga pintar ngatur duit. Untuk punya kecerdasaan financial gak usah nunggu besok kalau udah tua atau punya penghasilan sendiri. Sejak sekarang pun kamu bisa mulai belajar mengelola duit dengan bijak.
Soal keuangan, kita mesti tahu kalau yang terpenting bukanlah seberapa banyak duit jajan kita tapi gimana kita mengelola duit jajan tersebut dengan bijak. Duit jajan yang banyak tapi kalau kita gak bisa ngaturnya pasti akan terasa tidak cukup dan sebaliknya, jika kita pintar ngatur duit jajan kita, pasti semua terasa cukup. Nah mau tahu kan gimana caranya buat pinter mengelola keuangan. Come on Let’s Go…..,,,,,,,,,,,,……

1.      Needs and Wants
Nurutin keinginan tuh dijamin gak ada abisnya deh!! Keinginan gak selalu harus dipenuhi,, guys. Beda sama kebutuhan. Kebutuhan itu sesuatu yang memang kamu perlukan dan gak bisa ditawar-tawar lagi. Nah pastinya kamu bisa bedain mana itu kebutuhan dan mana itu keinginan. So, lebih baik kamu buat daftar need and wants supaya kamu bisa ambil keputusan. INGAT LOCH.. kalau kebutuhan kudu dipenuhi sedangkan keinginan masih bisa ditunda.
2.      Buat Perencanaan
Dengan punya perencanaan keuangan yang matang, kamu gak bakal “kebabalasan” dalam belanjain uang. So, kamu gak perlu bingung juga kalau di akhir bulan atau uang kiriman dari ortu belum datang karena kehabisan buat dipake jajan.
3.      Menabung
Tau gak sih? Menurut survey, didunia ini hanya 8% orang saja yang menabung dan sisanya gak punya tabungan sama sekali. Tentu nabung disini bukan cuma punya rekening dibank, tapi benar-benar nyimpen uang buat masa depan. Well, itu bukti kalau nabung emang gak gampang, menabung dibutuhkan suatu kedisiplinan. Tapi inget, waktu menabung jangan tunggu ada sisanya baru nabung karena biasanya kita begitu mudah ngabisin seluruh uang yang ada. Jangan menabung dari sisa uang tapi menabunglah sejak awal kamu terima uang. Lakukan itu dengan disiplin.
4.      Investasi
Sebagian dari kamu mungkin berpikir investasi itu urusan orang yang udah gawe atau yang kaya. Padahal ga ada larangan buat remaja menghasilkan uang dari keringat sendiri, asal tidak mengganggu tugas utama kita sebagai pelajar. Sisihkan sebagian uang jajanmu buat investasi, ya sekaligus modal buat latihan entrepreneur. Mulai dari hal yang simpel saja seperti beli emas atau jualan kecil-kecilan.
5.      Belajar Memberi
Salah satu ciri orang yang cerdas secara financial adalah memberi. Didalam dunia ini berlaku prinsip tabur tuai. Saat kita memberi, sebenarnya kita lagi menabur dan satu saat kita pasti akan menuainya. Memberi ga ngomongin nominal tapi soal kerelaan hati. INGAT,, memberi bukan pengurangan dan juga bukan penambahan tapi pelipatgandaan!!

Semoga dengan artikel ini bisa memberkati banyak orang. Ditunggu komentar dan masukkan kritik ya dan mohon maaf jika ada penulisan yang salah,,,,,,,, GBU


Daftar Pustaka :

Kwik, Petrus.2011.Renungan Spirit.Solo : Spirit Bookfield

what is love?

Diposting oleh Grace Natalia Heryes

What Is Love?

Hai kembali lagi bersama saya Grace Natalia, semoga semua orang yang membaca tulisan saya ini tetap bersemangat menjalani kehidupannya. Kali ini saya akan membahas suatu topic yang sangat menarik sekali untuk kita bahas dan sangat disayangkan sekali jika kalian tidak membacanya bahkan mempraktekannya. Topik yang saya angkat kali ini adalah topic yang sangat anak muda sekali (mengingat saya pun masih muda, hehehehehe) yaitu WHAT IS LOVE? Saya yakin sekali topic yang satu ini tidak akan pernah habis untuk dibicarakan, nah untuk lebih lengkapnya mari kita mulai membahasnya. Owh ya disini saya sangat membuka selebar-lebarnya kritik, komentar dan saran kalian ya untuk penulisan ini. Daripada lama-lama kita mulai,,,,,,,,let’s go……..

A.  Pengertian Cinta
Katanya, Februari adalah bulan kasih sayang. Everthing is full love, gambaran hati, pernak pernik pinky, coklat bahkan lagu-lagu romantis. Cinta, seperti digambarkan dimomen Valentine tuh emang rasanya indah dan manis banget apa lagi kalau lihat film-film romantis. Nah untuk lebih jelas dengan cinta, mari kita lihat berbagai definisi mengenai cinta.
Love atau cinta adalah suatu kata kerja atau suatu tindakan yang sangat sulit sekali untuk diungkapkan/didefinisikan dengan kata-kata tapi sangat mudah untuk dilakukan oleh semua orang tanpa memandang bulu. Jika hidup didunia ini tanpa memiliki cinta, hidup ini akan terasa hampa, tidak bergairah ataupun tidak berwarna. Cintapun memiliki berbagai bentuk yaitu ada perasaan cinta terhadap Tuhan, orang tua, teman, pacar, atau siapapun disekeliling kita. Cinta yang abadi adalah cinta yang kita dapatkan dari kasih Tuhan yang mau menyelamatkan kita bahkan rela mati bagi kita, Ia pun mau menerima apapun keadaan kita walau terkadang kita sering jatuh bangun dalam dosa (meninggalkanNYA) namun Ia tetap menerima kita dan menyayangi kita.
Menurut Nicholas dalam bukunya The Secret of True Love, cinta adalah sesuatu yang mendalam, halus dan tidak bisa didefinisikan tentang perasaan kasih sayang dan perhatian terhadap seseorang. Perasaan itu muncul dari ikatan keluarga, pengenalan akan kualitas perasaan tertarik atau suatu pemahaman akan kebersatuan.
 Plato, filsuf Yunani, mengatakan tentang cinta dengan istilah kelengkapan. Dalam buku dialognya yang berjudul Symposium, dia mengatakan bahwa kita semua tengah mencari sebagian dari diri kita dengan harapan bisa menjadi satu. Dia menyebut kehendak  manusia  akan kelengkapan pencarian cintanya. Dalam dialog yang sama, guru Plato, Socrates, berkata, “Dalam diri kekasih kita, kita mencari dan mengkehendaki yang tidak kita miliki.”
Para ilmuwan social mengambil pendekatan yang lebih analitis terhadap pemahaman cinta. Misalnya, Richard Rapson dan Elaine Hatfield, seorang peneliti dari Universitas Hawaii, membagi cinta menjadi dua tipe yang utama yang mereka sebut cinta penuh gairah dan cinta karena kasihan. Mereka mendefinikan cinta penuh gairah sebagai suatu perasaan akan rindu yang terus intens akan kebersatuan dengan orang lain dengan melibatkan perasaan seksual dan reaksi emosional yang sangat kuat. Cinta karena kasihan adalah cinta ini membutuhkan kelembutan, mempercayai perasaan terhadap seseorang, merasa tertarik dan ingin berkomitmen dengannya.
Robert Stenberg, menganggap cinta dapat muncul karena adanya perasaan gairah, keintiman, dan komitmen. Gairah merupakan bagian fisik , ini membuat Anda bangkit dan berani, dan kadang-kadang mengarah pada keputusan yang keliru. Keintiman merupakan perasaan senang yang Anda dapatkan karena dekat dan terhubung dengan seseorang, dan komitmen adalah persetujuan bersama untuk menjadikan hubungan berhasil. Menurut Stenberg, kombinasi dari komponen tiga cinta ini dan jika mencapai keberhasilan, Anda akan mendapatkan cinta yang abadi.

B.    What is Love & What is Not
Cinta emang bisa dikasih buat siapa saja, bisa dikasih kapan saja dan dimana saja.Tapi ingat loch walaupun begitu kita juga harus kenal batasan-batasan yang ada, karena cinta itu diciptakan Tuhan sesuai tempat dan waktunya jadi harus dipergunakan sesuai waktunya, segala sesuatu indah pada waktunya. Yuk kita simak apa saja yang tidak boleh dalam hal cinta………. ^ _^
1.      Love is Not Emotion, Love is a Choise
      Cinta sering disebut perasaan. Perasaan yang berbunga-bunga, berdebar-debar, susah tidur, dll. Well, tapi apa kalau gak ada perasaan seperti berarti gak ada cinta? Masa suami istri yang sudah nikah bertahun-tahun tetep dag dig dug atau gak cinta? Gak donk. Cinta bukanlah sebuah perasaan tertentu. Tapi, cinta adalah pilihan. Contohnya, meskipun manusia berulang kali memberontak dari perintahNYA, tapi Tuhan tetap memilih mencintai kita bahkan rela mati demi kita. That’s love. Sama halnya kita bilang cinta sama seseorang siapapun itu, itu juga pada dasarnya pilihan. Dan pilihan itu juga terkait komitmen, bukan pilihan secara acak-acak. So, kalau kita tahu cinta itu bukan hanya perasaan, tapi pilihan plus komitmen, maka waktu kita memilih pasangan hidup jangan hanya mengandalkan perasaan tapi pertimbangkan secara matang dan minta Tuhan untuk campur tangan agar tidak salah pilih.
2.      Love is not just about you, love has rule
            Orang sering menilai cinta dari apa yang dia suka, apa yang dia rasakan, apa yang dia alami, dll. Semua berpusat pada dirinya sendiri. Well, apakah cinta cukup memiliki modal suka sama suka? No! Love has rules. Cinta punya aturan karena kita bisa hidup dan punya pilihan-pilihan itu karena kasih Tuhan saja. Kalau kita bisa jatuh cinta sama someone, kita bisa sayang sama ortu atau siapapun, diatas segala- galanya ada Tuhan yang udah kasih kita CINTA yang jauh lebih besar sehingga kita bisa tahu cara mencintai.

C.   Mitos Tentang Sex dan Pacaran
Sex. Apa yang muncul dipikiranmu waktu dengar kata ini? Pasti tiap orang punya pandangan beda terhadapnya. Kesan itu emang tergantung persepsi dan apa yang diajarin sama lingkunganmu. Sayangnya dimasyarakat kita, sering kali masalah sex masih dipenuhi simpang siur dan mitos. Belum lagi pengaruh media yang sering kasih info dan contoh yang menyesatkan. Nah, mari kita bahas pandangan yang tepat buat hadapi masalah sex.

Mitos 1 : seks tanda cinta, cinta ditandai seks
Ngesex lalu dibilang bercinta, seolah seks = cinta. Seks bisa jadi salah satu ungkapan cinta kalau ada komitmen dan tanggung jawab bukan cuma janji tapi dibuktikan sama ikatan resmi.
Mitos 2 : sex perlu latihan
Seks itu naluri manusia jadi gak perlu pake percobaan apalagi kursus, tiap manusia pasti bisa sendiri. Selama kamu belum nikah, ga usah deh pake latihan segala!!!
Mitos 3 : seks bikin kita dewasa
Ada yang bilang kalau orang yang sering ML akan lebih dewasa pikirannya karena di anggap lebih berpengalaman. Padahal, kedewasaan gak ada hubungannya sama ML
Mitos 4 : cowo lebih suka seks daripada cewe
Faktanya, baik cewe ataupun cowo besar nafsunya tuh sama saja. Dorongan seks bisa besar atau kecil tergantung kondisi kesehatan, lingkungan, makanannya dll
Mitos 5 : asal udah nikah, maka semua boleh
Seks itu berbicara bicara tentang respek (hormat) dan juga jaga kekudusan. Seks bukan cara melampiaskan nafsu saja dan itulah yang membedakan antara manusia dengan hewan. So, dimanapun dan kapanpun, seks adalah sesuatu yang kudus, penuh hormat dan kasih bukan nafsu.

So, bagi kalian yang masih muda jaga hidup kalian ya buat masa depan kalian nantinya. Serta andalkan Tuhan selalu dalam segala aspek hidup kalian karena iu adalah kunci utama kesuksesan terutama dalam hal hubungan percintaan, supaya kalian tidak menyesal.
Sekian dari tulisan saya, maaf klo ada yang salah karena saya juga masih dan harus selalu terus belajar. Ditunggu ya commentnya…. GBU


Daftar Pustaka :
  1. Nicholas.2008.The Secret of True Love.Yogyakarta : Quills Book Publisher.
  2. Kwik, Petrus.2011.Renungan Spirit.Solo : Spirit Bookfield



Konsep Kesehatan Mental

Diposting oleh Grace Natalia Heryes

KONSEP KESEHATAN MENTAL

             Hai kembali bersama saya Grace Natalia nie, kali ini saya akan membahas tentang kesehatan mental. Tapi sebelum lebih jauh dengan pembahasan kesehatan mental mari kita lihat terlebih dahulu apa sih sehat itu, untuk lebih jelasnya mari ikuti saya lebih dalam lagi.

            Menurut kamus Indonesia, sehat adalah keadaan bugar dan nyaman seluruh tubuh dan bagian-bagiannya; waras; yang mendatangkan kebaikan pada badan,; sembuh dari sakit. WHO mendefinisikan sehat sebagai keadaan sehat utuh secara fisik, mental dan social, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita sering menggunakan istilah sehat wal afiat untuk menyebut kondisi kesehatan yang prima, tetapi mari kita merujuk kepada istilah awalnya yakni “as shihhah wa al`afiyah” disana terdapat dua dimensi pengertian. Kata “sehat” merujuk pada fungsi sedangkan kata afiat merujuk pada kesesuaian dengan maksud penciptaan. Sebagai contoh, mata yang sehat adalah mata yang melihat tanpa menggunakan alat bantu sedangkan mata afiat adalah mata yang digunakan pada fungsi yang tepat bukan untuk hal-hal yang tidak baik seperti mengintip jawaban teman ketika sedang ujian. Sehat adalah kondisi yang baik yang termasuk kedalam dimensi emosi, fisik, intelektual atau berpikir, social, dan spiritual. Menurut Kleinginna (Kleinginna dalam Morgan dkk, 1986), menyatakan emosi seharusnya:
a. Mengatakan sesuatu tentang apa yang kita rasakan ketika kita sedang emosional.
b. Menyebut secara psikologis atau secara fisiologis dasar dari perasaan emosional.
c. Emosi berpengaruh dalam persepsi, pikiran dan perilaku.
d. Menjelaskan dorongan, atau motivasional, perlengkapan dari emosi-emosi tertentu seperti takut dan marah.
e. Menunjuk kecara bagaimana emosi diekspresikan dalam bahasa, ekspresi wajah dan gesture (bahasa tubuh).
            Jadi keadaan emosi yang sehat adalah dapat mengontrol/mengendalikan emosi yang tepat pada tempat dan waktu yang sesuai. Keadaan fisik yang sehat adalah keadaan fisik yang segar bugar, tidak terlihat loyo. Intelektual yang sehat adalah berpikir yang sesuai kaidahnya seperti berpikir positif. Sosial yang sehat adalah yang menjaga hubungan dengn sesama dengan baik, menjaga perilaku kita contohnya tidak menggunakan obat-obatan terlarang maupun free sex. Serta rohani atau spiritual yang sehat adalah memiliki hubungan yang baik terhadap TUHAN maupun sesamanya.

            Setelah mengetahui apa arti dan dimensinya sehat, mari kita masuk lebih dalam tentang sejarah kesehatan mental. Secara umum secara histories kajian kesehatan mental terbagi dalam dua periode yaitu periode pra-ilmiah dan periode ilmiah.
            1. Periode pra-ilmiah
                Sejak zaman dahulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitive animismsme yakni adanya kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa. Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan korban.
                Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan yaitu dengan pendekatan naturalisme, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik terjadi karena alam dan menolak pengaruh gaib ataupun setan.
                Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan naturalisme tidak dipakai lagi dalam kalangan-kalangan orang Kristen. Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826 ) menggunakan filsafat politik dan social untuk memecahkan problem penyakit mental.
           2. Periode Ilmiah
               Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme dan tradisioanal ke sikap dan cara yang rasional, terjadi pada saat berkembanganya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat yaitu pada tahun 1783 yang pada saat itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Penisylvania.
               Perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri memberi pengaruh lahirnya mental hygiene yang berkembang menjadi suatu body of knowledge berikut gerakan-gerakan yang terorganisir. Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, dalam hal ini terutama dua tokoh yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang yang miskin dan lemah.
               Pada tahun 1990, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama decade 1990-1909 beberapa oraganisasi kesehatan mental telah didirikan seperti American Social Hygiene Association (ASHA) dan America Federation for Sex Hygiene. Perkembangan gerakan-gerakan dibidang kesehatan mental tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Secara hukum, gerakan kesehatan mental mendapat pengukuhan pada tanggal 3 Juli 1946 yaitu ketika Presiden Amerika Serikat menandatangani “The National Mental Helath Act”. Dokumen ini merupakan blueprint yang komprehensif yang berisi program-program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh masyarakat.
            Pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental terus bertambah yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health yang bekerja sama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu National Committee for Mental Hygiene, National Mental Health Foundation dan Psychiatric Foundation. Gerakan kesehatan mental ini terus berkembang sehingga pada tahun 1075 di Amerika Serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Dibelahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui World Federation for Mental Health dan World Health Organization.

           Setelah mengetahui mengenai sejarah kesehatan mental mari kita lanjut dengan pendapat tokoh-tokoh mengenai perkembangan kepribadian.
         A. Erikson
             Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erik Erikson merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Bersama dengan Sigmund Freud, Erikson mendapat posisi penting dalam psikologi. Teori Erikson dikatakan sebagai salah satu teori yang sangat selektif karena didasarkan pada tiga alasan. Alasan yang pertama, karena teorinya sangat representatif dikarenakan memiliki kaitan atau hubungan dengan ego yang merupakan salah satu aspek yang mendekati kepribadian manusia. Kedua, menekankan pada pentingnya perubahan yang terjadi pada setiap tahap perkembangan dalam lingkaran kehidupan, dan yang ketiga adalah menggambarkan secara eksplisit mengenai usahanya dalam mengabungkan pengertian klinik dengan sosial dan latar belakang yang dapat memberikan kekuatan/kemajuan dalam perkembangan kepribadian didalam sebuah lingkungan.
            Delapan tahap/fase perkembangan kepribadian menurut Erikson memiliki ciri utama setiap tahapnya adalah di satu pihak bersifat biologis dan di lain pihak bersifat sosial, yang berjalan melalui krisis diantara dua polaritas. Adapun tingkatan dalam delapan tahap perkembangan yang dilalui oleh setiap manusia menurut Erikson adalah sebagai berikut :

Developmental Stage dan Basic Components
Infancy (0-1 thn) ~ Trust vs Mistrust
Early childhood (1-3 thn) ~ Autonomy vs Shame, Doubt
Preschool age (4-5 thn) ~ Initiative vs Guilt
School age (6-11 thn) ~ Industry vs Inferiority
Adolescence (10-12 thn) ~ Identity vs Identity Confusion
Young adulthood ( 21-40 thn) ~ Intimacy vs Isolation
Adulthood (41-65 thn) ~ Generativity vs Stagnation
Senescence (+65 thn) ~ Ego Integrity vs Despair

            B. Sigmund Freud
                 Freud mempunyai pandangan bahwa kepribadian terdiri dari Id, Ego dan Super ego. Id merupakan bagian primitif dari kepribadian Id mengandung insting seksual dan insting agresif. Id membutuhkan satisfaction dengan segera tanpa memperhatikan realitas yang ada, sehingga oleh Freud disebut prinsip kenikmatan (pleasure principle). Ego disebut prinsip realitas (reality principle). Ego menyesuaikan diri dengan realitas. Sedang Super ego merupakan prinsip moral (morality principle), yaitu mengontrol perilaku dari segi moral.
               a. Insting dan Kecemasan
                   Freud menyatakan insting terdiri dari insting untuk hidup (life instinct) dan insting untuk mati (death instinct). Life instinct mencakup lapar, haus dan seks, ini merupakan kekuatan kreatif dan oleh Freud disebut Libido. Sedang death instinct merupakan kekuatan destruktif. Hal ini dapat ditujukan kepada diri sendiri, menyakiti diri sendiri atau bunuh diri atau ditujukan keluar merupakan bentuk agresi.
                  Menurut Freud ada tiga macam kecemasan yaitu kecemasan objektif merupakan kecemasan yang timbul dari ketakutan terhadap bahaya nyata. Kecemasan neurotik merupakan kecemasan atau merasa takut akan mendapatkan hukuman atas keinginan yang impulsif. Kecemasan moral merupakan kecemasan yang berkaitan dengan moral. Seseorang merasa cemas karena melanggar norma-norma moral, inilah yang disebut kecemasan moral.
                 Pandangan lain dari Sigmund Freud yang penting adalah tentang mekanisme pertahanan (defence mechanism). Mekanisme pertahanan ini bertujuan untuk menyalurkan dorongan-dorongan primitif yang tidak dapat dibenarkan oleh super ego dan ego. Mekanisme pertahanan ini berfungsi untuk melindungi super ego dan ego dari ancaman dorongan primitif yang mendesak terus karena tidak diijinkan muncul oleh super ego. Sembilan mekanisme pertahanan yang dikemukakan oleh Freud adalah : 1). Represi, 2). Pembentukan reaksi (Reaction Formation), 3). Proyeksi (Projection), 4). Penempatan yang keliru (Displacement), 5). Rasionalisasi (Rationalisation), 6). Supresi (Supression), 7). Sublimasi (Sublimation), 8). Kompensasi (Compensation), 9). Regresi (Regression) (dalam Sarwono, 2000 : 159-160).
           1). Represi
                Represi terjadi, misalnya, kalau seseorang mengalami suatu peristiwa, tetapi karena pengalaman itu ternyata mengancam/ bertentangan dengan super ego, maka pengalaman tersebut ditekan atau di repres masuk ke dalam ketidaksadaran dan disimpan agar tidak mengancam super ego lagi. Contoh : Seorang mahasiswa bertemu wanita cantik, putih, seksi di mal (mall) sehingga terangsang nafsu seksnya. Tetapi setelah lama diperhatikan ternyata wanita cantik itu adalah dosennya yang sudah bersuami. Setelah menyadari bahwa wanita cantik dan seksi tersebut adalah dosennya dan bahwa wanita itu sudah bersuami, maka nafsu seksnya tadi ditekan ke dalam ketidaksadaran karena hal itu bertentangan dengan norma-norma moral dan agama.
             2). Pembentukan Reaksi (Reaction Formation)
                  Reaksi seseorang yang sebaliknya dari yang dikehendaki, agar tidak melanggar ketentuan dari super ego. Contoh: Seorang ibu yang membenci anaknya karena sebenarnya kehadiran anak tadi tidak dikehendaki, atau saat anak itu dilahirkan, nyawa ibunya nyaris terenggut. Ibu tadi ingin membunuh anak tadi, tetapi super ego tidak membolehkannya. Karena itu, sang ibu justru bertindak sebaliknya, yaitu sangat menyayangi anak tadi. Kasih sayang ibu yang berlebihan membawa dampak kurang baik pada anak itu. Anak menjadi serba terkekang dan serba dilarang.
              3). Proyeksi (Projection)
                   Karena super ego melarang seseorang mempunyai perasaan atau sikap negatif terhadap orang lain, maka ia berbuat seolah-olah orang lain yang mempunyai perasaan atau sikap negatif terhadap dirinya. Contoh : A membenci B, tetapi super ego melarang A membenci B (misalnya karena B adalah mertuanya), maka A mengatakan bahwa B yang membenci dia.
               4). Penempatan yang Keliru (Displacement)
                     Kalau seseorang tidak dapat melampiaskan perasaan terhadap orang lain karena hambatan dari super ego, maka ia akan melampiaskan perasaan tersebut kepada pihak ketiga. Misalnya A tidak senang karena dimarahi B, tetapi A tidak dapat marah kembali kepada B, karena B adalah atasannya, maka kemarahannya dilampiaskan pada bawahannya (kepada C).
              5). Rasionalisasi (Rationalisation)
                   Dorongan-dorongan yang sebenarnya dilarang oleh super ego, dicarikan dasar rationalnya sedemikian rupa, sehingga seolah-olah dapat dibenarkan. Contoh : Memukul anak sebenarnya tidak dibenarkan oleh super ego, tetapi seorang ayah tetap memukul anaknya dengan alasan untuk mendidik anaknya agar selanjutnya mempunyai tingkah laku yang lebih baik.
              6). Supresi (Supression)
                   Supresi adalah upaya menekan sesuatu yang dianggap membahayakan atau bertentangan dengan super ego ke dalam ketidaksadarannya. Berbeda dari represi, dalam supresi hal yang ditekan atau disupresi adalah hal-hal yang timbul dari ketidaksadarannya sendiri dan belum pernah muncul dalam kesadaran. Contoh: Dorongan seksual dari anak laki-laki terhadap ibunya (dorongan Oedipoes Complex) yang menurut Freud terdapat pada setiap anak, biasanya tidak muncul dalam kesadaran karena bertentangan dengan super ego atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Karena itu biasanya anak menekan (mensupresi) ke dalam ketidaksadarannya.
             7). Sublimasi (Sublimation)
                  Dorongan-dorongan yang tidak dibenarkan oleh super ego dialihkan ke dalam bentuk perilaku yang lebih sesuai dengan norma-norma masyarakat. Contoh: Hasil korupsi adalah hasil perbuatan yang tidak dibenarkan oleh norma-norma masyarakat atau agama. Agar dia tidak dianggap sebagai seorang koruptor, ia lalu mengamalkan sebagian hasil korupsinya untuk membantu anak yatim piatu atau membantu pendirian rumah ibadah (perilaku sosial).
            8). Kompensasi (Compensation)
                  Untuk menutupi kegagalannya dalam suatu bidang kelemahan atau dari bagian/organ fisiknya, ia membuat prestasi yang tinggi dalam bidang tersebut atau yang berkaitan dengan organ fisiknya. Dengan demikian egonya terhidar dari ejekan atau rasa rendah diri. Contoh: Seorang mahasiswi yang tidak cantik sehingga kurang berhasil menarik perhatian dari mahasiswa-mahasiswa teman kuliahnya, kemudian ia belajar tekun sekali sehingga mempunyai prestasi belajar yang tinggi. Walaupun ia gagal menarik perhatian dari teman-teman prianya tetapi ia tetap memperoleh kepuasan karena teman-teman prianya mengagumi kepandaiannya.
           9). Regresi (Regression)
                Untuk menghindari kegagalan-kegagalan atau ancaman terhadap egonya, individu mundur kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah misalnya kembali pada masa kanak-kanak. Contoh: Anak yang sudah dewasa tetapi masih kencing dalam celana (ngompol). Ngompol adalah perilaku dalam masa kanak-kanak, padahal ia sudah dewasa.
             Pendapat lain dari Freud adalah bahwa setiap individu mempunyai seksualitas kanak-kanak (infantile sexuality) yaitu dorongan seksual yang terdapat pada bayi. Dorongan ini akan berkembang terus menjadi dorongan seksualitas pada orang dewasa, melalui beberapa tingkat perkembangan, yaitu:
i. Fase oral (mulut): Pada fase ini kepuasan seksual terutama terdapat di sekitar mulut. Contoh: Perbuatan bayi menyusu pada ibunya atau memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya adalah dalam rangka mencapai kepuasan seksual fase oral ini.
ii. Fase anal (anus): Pada fase ini kira-kira usia dua tahun, daerah kepuasan seksual berpindah ke anus. Contoh : Anak duduk di pispot sampai lama untuk menikmati kepuasan seksualnya pada anus.
iii. Fase phalic: Pada anak usia 6-7 tahun kepuasan seksualnya terdapat pada alat kelamin. Tetapi berbeda dengan kepuasan seks orang dewasa, kepuasan seks fase phalic ini tidak bertujuan mengembangkan keturunannya.
iv. Fase latent: Pada anak usia 7-8 tahun sampai menginjak awal masa remaja, seolah-olah tidak ada aktivitas seksual. Karena itu masa ini disebut fase latent (tersembunyi).
v. Fase genital: Dimulai sejak masa remaja; segala kepuasan seks terutama berpusat pada alat kelamin.
Untuk mengkhirnya mari kita cari tahu apa itu kepribadian sehat. Kepribadian yang sehat bertitik tolak dari apakah individu tersebut berbeda dari mereka yang nyata-nyata terganggu atau tidak. Dilihat dari sudut pandang statistic, kepribadian yang sehat adalah kepribadian individu umumnya yang bila digambarkan secara statistic berada didalam kurva normal. Sementara kepribadian yang tidak sehat adalah kepribadian yang berada diluar kurva normal tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
1. Harlock, Elizabeth B.1992.Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga
2. Lindzey, Gardner dan Calvin S. Hall.1993.Teori-Teori Psikodinamik (Klinis).Yogyakarta:Penerbit Kanisius
3. Sarwono,S.W.(2002).Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi.Jakarta : Bulan Bintang.
4. Rochman, Kholil Lur.2010.Kesehatan Mental.Yogyakarta:Fajar Media Press
5. Siswanto.2007.Kesehatan Mental.Yogyakarta:Penerbit Andi
6. Tim Reality.2008.Kamus Terbaru Bahasa Indonesia.Surabaya:Reality Publisher

Kesehatan Mental part A

Diposting oleh Grace Natalia Heryes

Hai kembali bersama saya Grace Natalia nie, kali ini saya akan membahas tentang kesehatan mental. Tapi sebelum lebih jauh dengan pembahasan kesehatan mental mari kita lihat terlebih dahulu apa sih sehat itu, untuk lebih jelasnya mari ikuti saya lebih dalam lagi.

Menurut kamus Indonesia, sehat adalah keadaan bugar dan nyaman seluruh tubuh dan bagian-bagiannya; waras; yang mendatangkan kebaikan pada badan,; sembuh dari sakit. WHO mendefinisikan sehat sebagai keadaan sehat utuh secara fisik, mental dan social, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita sering menggunakan istilah sehat wal afiat untuk menyebut kondisi kesehatan yang prima, tetapi mari kita merujuk kepada istilah awalnya yakni “as shihhah wa al`afiyah” disana terdapat dua dimensi pengertian. Kata “sehat” merujuk pada fungsi sedangkan kata afiat merujuk pada kesesuaian dengan maksud penciptaan. Sebagai contoh, mata yang sehat adalah mata yang melihat tanpa menggunakan alat bantu sedangkan mata afiat adalah mata yang digunakan pada fungsi yang tepat bukan untuk hal-hal yang tidak baik seperti mengintip jawaban teman ketika sedang ujian. Sehat adalah kondisi yang baik yang termasuk kedalam dimensi emosi, fisik, intelektual atau berpikir, social, dan spiritual. Menurut Kleinginna (Kleinginna dalam Morgan dkk, 1986), menyatakan emosi seharusnya:
a. Mengatakan sesuatu tentang apa yang kita rasakan ketika kita sedang emosional.
b. Menyebut secara psikologis atau secara fisiologis dasar dari perasaan emosional.
c. Emosi berpengaruh dalam persepsi, pikiran dan perilaku.
d. Menjelaskan dorongan, atau motivasional, perlengkapan dari emosi-emosi tertentu seperti takut dan marah.
e. Menunjuk kecara bagaimana emosi diekspresikan dalam bahasa, ekspresi wajah dan gesture (bahasa tubuh).
Jadi keadaan emosi yang sehat adalah dapat mengontrol/mengendalikan emosi yang tepat pada tempat dan waktu yang sesuai. Keadaan fisik yang sehat adalah keadaan fisik yang segar bugar, tidak terlihat loyo. Intelektual yang sehat adalah berpikir yang sesuai kaidahnya seperti berpikir positif. Sosial yang sehat adalah yang menjaga hubungan dengn sesama dengan baik, menjaga perilaku kita contohnya tidak menggunakan obat-obatan terlarang maupun free sex. Serta rohani atau spiritual yang sehat adalah memiliki hubungan yang baik terhadap TUHAN maupun sesamanya.

Setelah mengetahui apa arti dan dimensinya sehat, mari kita masuk lebih dalam tentang sejarah kesehatan mental. Secara umum secara histories kajian kesehatan mental terbagi dalam dua periode yaitu periode pra-ilmiah dan periode ilmiah.
1. Periode pra-ilmiah
Sejak zaman dahulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitive animismsme yakni adanya kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa. Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan korban.
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan yaitu dengan pendekatan naturalisme, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik terjadi karena alam dan menolak pengaruh gaib ataupun setan.
Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan naturalisme tidak dipakai lagi dalam kalangan-kalangan orang Kristen. Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826 ) menggunakan filsafat politik dan social untuk memecahkan problem penyakit mental.
2. Periode Ilmiah
Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme dan tradisioanal ke sikap dan cara yang rasional, terjadi pada saat berkembanganya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat yaitu pada tahun 1783 yang pada saat itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Penisylvania.
Perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri memberi pengaruh lahirnya mental hygiene yang berkembang menjadi suatu body of knowledge berikut gerakan-gerakan yang terorganisir. Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, dalam hal ini terutama dua tokoh yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang yang miskin dan lemah.
Pada tahun 1990, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama decade 1990-1909 beberapa oraganisasi kesehatan mental telah didirikan seperti American Social Hygiene Association (ASHA) dan America Federation for Sex Hygiene. Perkembangan gerakan-gerakan dibidang kesehatan mental tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Secara hukum, gerakan kesehatan mental mendapat pengukuhan pada tanggal 3 Juli 1946 yaitu ketika Presiden Amerika Serikat menandatangani “The National Mental Helath Act”. Dokumen ini merupakan blueprint yang komprehensif yang berisi program-program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh masyarakat.
Pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental terus bertambah yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health yang bekerja sama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu National Committee for Mental Hygiene, National Mental Health Foundation dan Psychiatric Foundation. Gerakan kesehatan mental ini terus berkembang sehingga pada tahun 1075 di Amerika Serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Dibelahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui World Federation for Mental Health dan World Health Organization.

Daftar Pustaka :
1. Rochman, Kholil Lur.2010.Kesehatan Mental.Yogyakarta:Fajar Media Press
2. Siswanto.2007.Kesehatan Mental.Yogyakarta:Penerbit Andi
3. Tim Reality.2008.Kamus Terbaru Bahasa Indonesia.Surabaya:Reality Publisher